Jumat, 29 Juli 2011

Tutorial - Cross section calculation

 

Tutorial - Cross section calculation

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION)
 
Kita akan membuat potongan melintang (cross section), baik eksiting maupun rencana perkerasan jalan termasuk bahu jalan, saluran samping, dan bentuk lereng samping di daerah timbunan maupun galian.
I. Sampling dari Surface: Ikuti langkah-langkah berikut :
1-6. Buka file yang akan buat cross section-nya.
7. Klik menu Cross Sections>Surfaces>Set Current Surface.
8. Pada window Select Surface klik Surface1. Klik Ok.
9. Klik menu Cross Sections>Existing Ground>Sample From Surface.
10. Pada Select Alignment : tekan Enter.
11. Pada window Alignment Librarian pilih CL1. Klik Ok.
12. Pada window Section Sampling Setting pada bagian Swath Widths ketik 25 pada Left dan Right.
13. Pada bagian Sample Increment ketik 50 pada Tangents, Curves dan Spirals.
14. Contreng pada Alignment Start dan Alignment End. Kemudian klik Ok.
15. Pada Beginning station <0.000> : tekan Enter
16. Pada Ending Station <12.000> : tekan Enter.

II. Menggambar Template Cross Section :
17. Template adalah tipikal cross section, pada latihan ini kita akan merencanakan perkerasan jalan dengan data sbb :
- Lebar perkerasan = 7.0m, material AC=15cm, Aggregat A=20cm, Agregat B=30cm, grade -2%.
- Lebar bahu = 1.5m, material Agregat B=15cm. grade -4%.
18. Klik menu Cross Sections>Set Template Path.
19. Pada menu Template path ketik cross_template pada bagian path, kemudian klik Ok.

Sekarang kita akan menggambar untuk bagian perkerasan aspal (normal surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.
20. Pada starting point : klik di tengah layar.
21. Pada select point : ketik G.
22. Pada grade (%) : ketik -2.
23. Pada change in offset : ketik -3.5.
24. Pada grade (%) : ketik R.
25. Pada change in offset : ketik 0.
26. Pada change in elev : ketik -0.15.
27. Pada change in offset : ketik G.
28. Pada grade (%) : ketik 2.
29. Pada change in offset : ketik 3.5.
30. Pada grade (%) : ketik X.
31. Pada starting point : tekan enter untuk keluar.

Sekarang kita akan menggambar untuk bagian bahu (subassembly surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.
32. Pada starting point : klik di ujung kiri-atas aspal.
33. Pada select point : ketik G.
34. Pada grade (%): ketik -4.
35. Pada change in offset : ketik -1.5.
36. Pada grade (%): ketik R.
37. Pada change in offset : ketik 0.
38. Pada change in elev : ketik -0.15.
39. Pada change in offset : ketik G.
40. Pada grade (%): ketik 4.
41. Pada change in offset : ketik 1.5.
42. Pada grade (%): ketik C.
43. Pada starting point : tekan Enter untuk keluar.

Sekarang kita akan menggambar untuk bagian agregat A (normal surface), Klik menu Cross Sections>Draw Template.
44. Pada starting point : klik di ujung kanan-bawah aspal.
45. Pada grade (%) : ketik 2.
46. Pada change in offset : ketik -3.5.
47. Pada grade (%) : ketik R.
48. Pada ghange in offset : ketik 0.
49. Pada change in elev : ketik -0.20.
50. Pada change in offset : ketik G.
51. Pada grade (%) : ketik 2.
52. Pada change in offset : ketik 3.5.
53. Pada grade (%) : tekan Enter.

Sekarang kita akan menggambar untuk bagian agregat B (normal surface).
54. Pada starting point : klik di ujung kanan-bawah agregat A.
55. Pada grade (%) : ketik -2.
56. Pada change in offset : ketik -3.5.
57. Pada grade (%) : ketik R.
58. Pada ghange in offset : ketik 0.
59. Pada change in elev : ketik -0.30.
60. Pada change in offset : ketik G.
61. Pada grade (%) : ketik 2.
62. Pada change in offset : ketik 3.5.
63. Pada grade (%) : tekan Enter.
64. Pada starting point : tekan Enter untuk keluar.

III. Mendefinisikan Template Cross Section
65. Sebelumnya kita buat Tabel Material dahulu, klik menu Cross Sections> Templates>Edit Material Table.
66. Pada window Material Table Selection Status klik Yes, untuk membuat tabel baru.
67. Pada window New Surface Material Table ketik Material pada Table Name. kemudian klik Ok.
68. Pada window New Material Surface ketik AC pada Material, kemudian klik Ok.
69. Pada window Material Table Editor klik New di bagian materials.
70. Pada window New Material Surface ketik “Agregat A” pada Material.
71. Ulangi langkah 69-70 di atas untuk material “Agregat B”, sehingga akan didapat sbb :
72. kemudian klik Ok.

Sekarang kita akan mendefinisikan bahu (subassembly).
73. Klik menu Cross Sections>Templates>Define Subassembly.
74. Pada Pick connection point in : klik di ujung kanan-atas bahu.
75. Pada window Surface Material Names klik Agregat B.
76. Kemudian klik Ok.
77. Pada pick entity : klik di gambar bahu.
78. Pada Pick connection point out : klik di ujung kiri-atas bahu.
79. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-atas bahu.
80. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah bahu.
81. Pada pick datum points : klik di ujung kanan-bawah bahu.
82. Pada pick datum points : tekan Enter.
83. Pada save subassembly [Yes/No] ? : klik Enter.
84. Pada subassembly name : ketik Bahu.
85. Pada Define another subassembly [Yes/No] : ketik N, kemudian Enter.

Sekarang kita akan mendefinisikan perkerasan cross-section (template).
86. Klik menu Cross Sections>Templates>Define Template…
87. Pada Pick finish ground reference point : klik di ujung kanan-atas aspal.
88. Pada Is template symmetrical [Yes/No] ? : ketik Y.
89. Pada select object : klik kiri-atas kemudian,
90. Klik kanan-bawah sehingga semua gambar terpilih.
91. Pada select object : Tekan Enter.

92. Di gambar tampak bahwa bagian aspal saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
93. Pada window Surface Material Name pilih AC, kemudian klik Ok.
94. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian bahu saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
95. Pada window Surface Material Name pilih Agregat B, kemudian klik Ok.
96. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian Agregat A saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
97. Pada window Surface Material Name pilih Agregat A, kemudian klik Ok.
98. Di gambar tampak bahwa sekarang bagian Agregat B saja yang bergaris putus-putus, maka pada Surface type [Normal/Subgrade] ? : ketik N, kemudian Enter.
99. Pada window Surface Material Name pilih Agregat B, kemudian klik Ok.
100. Pada pick connection point out : klik di ujung kiri atas aspal.
101. Pada Datum number <1> : tekan Enter.
102. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah aspal.
103. Pada pick datum points : klik di ujung kiri-bawah agregat B.
104. Pada pick datum points : klik di ujung kanan-bawah agregat B.
105. Pada pick datum points : tekan Enter.
106. Pada window Subassembly Attachments, di bagian Left ketik BAHU pada Fill Shoulder dan Cut Shoulder.
107. Di bagian Right ketik BAHU pada Fill Shoulder dan Cut Shoulder, kemudian klik Ok.
108. Pada save template [Yes/No] ? : tekan Enter.
109. Pada template name : ketik bajuri-lembang.
110. Pada define another template [Yes/No] : ketik N.

Sekarang kita akan mendefinisikan superelevasi pada template tersebut sehingga bisa ikut berputar mengikuti besarnya superelevasi pada tikungan.
111. Klik menu Cross Sections>Templates>Edit Template…
112. Pada window Template Librarian klik bajuri-lembang, kemudian klik Ok.
113. Pada Pick insertion point : klik di daerah yang kosong.
114. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : ketik SR.
115. Pada Connect/Datum/Redraw/Super/Topsurf/Transition/eXit : ketik S.
116. Pada outer left superelevation point : klik ujung kiri-atas aspal.
117. Pada inner superelevation reference point : klik ujung tengah-atas aspal.
118. Pada outter rollover point : klik di ujung kiri-atas bahu.
119. Pada outer right superelevation point : klik ujung kanan-atas aspal.
120. Pada inner superelevation reference point : klik ujung tengah-atas aspal.
121. Pada outter rollover point : klik di ujung kanan-atas bahu.
122. Pada Connect/Datum/Redraw/Super/Topsurf/Transition/eXit : ketik X.
123. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : ketik SA.
124. Pada save template [Yes/No] ? : tekan Enter.
125. Pada template name : tekan Enter.
126. Pada Template exists. Overwrite [Yes/No] ? : tekan Enter.
127. Pada Edsrf/SAve/eXit/ASsembly/Display/SRfcon/Redraw : tekan Enter.

IV. Desain Saluran dan Kemiringan Lereng
Pada latihan ini direncanakan dimensi saluran dan kemiringan lereng pada daerah timbunan dan galian dengan data sbb :
- Dimensi Saluran : lebar atas 1.5 m, lebar bawah 0.5 m, kedalaman 1.0 m, kemiringan saluran 2:1.
- Dimensi Lereng Galian : kemiringan 2:1, tipe berjenjang (stepped) dengan tinggi maksimum 2.0 m dan lebar jenjang 1.0 m.
- Dimensi Lereng Timbunan : kemiringan 2:3, tipe berjenjang (stepped) dengan kedalamam maksimum 2.0 m dan lebar jenjang 1.0 m.


128. Klik menu Cross Sections>Design Control>Stepped Slopes…
129. Pada window Stepped Control Editor klik Hinge to Match pada bagian Stepped direction.
130. Isikan 1, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 1.
131. Isikan 3, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 2.
132. Isikan 5, 1.5, 0.5, 1, 0 untuk (Depth, Fill, Cut, Width, Grade) pada baris 3.
133. Kemudian klik Ok.
134. Klik menu Cross Sections>Design Control>Edit Design Control…
135. Pada window Enter Station Range tekan Enter.
136. Pada window Design Control klik Template Control…
137. Pada window Template Control klik Select… pada Template.
138. Pada window Template Librarian pilih bajuri-lembang, kemudian klik Ok.
139. Pada window Template Control klik Select… pada Datum.
140. Pada window Datum Librarian pilih 1, kemudian klik Ok.
141. Pada window Template Control pilih Center pada Pivot, kemudian ketik -0.2, 0, -0.2 masing-masing pada Left, Center, Right.
142. Klik Rollover dan ketik 0.1 dan pilih Left pada Side.
143. Pilih none pada Subgrade Superelevation Method.
144. Kemudian klik Ok.
145. Pada window Design Control klik Ditches…
146. Pada window Ditch Control pilih Cut pada Type di bagian Left dan Right.
147. Contreng Foreslope dan ketik 0.5 di bagian Left dan Right.
148. Contreng Depth dan ketik 1 di bagian Left dan Right.
149. Contreng Depth from hinge di bagian Left dan Right.
150. Pada Base Width ketik 0.5 di bagian Left dan Right.
151. Kemudian klik Ok.
152. Pada window Design Control klik Slopes…
153. Pada window Slope Control pllih Simple pada Fill Type, kemudian ketik 1.5 pada Typical dan Maximum. Lakukan ini pada bagian Left dan Right.
154. Pllih Stepped pada Cut Type, kemudian ketik 0.5 pada Typical dan Maximum. Lakukan ini pada bagian Left dan Right.
155. Kemudian klik Ok.
156. Pada window Design Control klik Benches…
157. Pada window Bench Control contreng Use left cut bench, ketik 2.0, 1.0, dan 0.0 pada Height, Width dan Grade. Lakukan ini pada Left cut bench dan Right cut bench.
158. Contreng Use left fill bench, ketik 2.0, 1.0, dan 0.0 pada Height, Width dan Grade. Lakukan ini pada Left fill bench dan Right fill bench.
159. Kemudian klik Ok.
160. Pada window Design Control klik Ok,
161. Pada window Process Status klik Ok.

V. Superelevasi
Pada latihan ini direncanakan tikungan horisontal dengan data sbb :
- PI-1 (S-C-S) : V = 40km/jam, e = 6.0 %, Ls = 35 m, Lc = 51.76 m.
- PI-2 (FC) : V = 40km/jam, e = 2.0 %, Ls’ = 35 m, Lc = 114.4 m.
Parameter-parameter tersebut akan kita masukkan dalam perhitungan sehingga nantinya didapat gambar cross-section beserta superelevasinya.
162. Klik menu Cross Sections>Design Control>Superelevation Parameters…
163. Pada window Superelevation Control contreng pada Superelevation calculations dan Crown removal by runout distance.
164. Kemudian klik Edit Data…
165. Pada window Superelevation curve edit pilih A pada Method.
166. Ketik 0.06 pada E value, pilih Right pada Direction.
167. Ketik 8.75, 26.25 dan 100 pada Runout, Runoff dan %runoff untuk Transition in maupun Transition out.
168. Kemudian klik Next.
169. Pada window Superelevation curve edit pilih A pada Method.
170. Ketik 0.02 pada E value, pilih Right pada Direction.
171. Ketik 17.50, 5.833 dan 100 pada Runout, Runoff dan %runoff untuk Transition in maupun Transition out.
172. Kemudian klik Ok.
173. Pada window Superelevation Control klik Save.
174. Kemudian klik Ok.
175. Pada window Superelevation Section Sampling contreng pada Sample these stations.
176. Klik Select…
177. Pada window select surface pilih surface1.
178. Kemudian klik Ok 3x untuk kembali ke gambar.

VI. Plot Section di Model
Sekarang kita tinggal plotting cross-section di Model dengan ketentuan sbb :
- Skala Horisontal = 1 : 100
- Skala Vertikal = 1 : 100
- Ukuran Kertas = 594 x 841
179. Untuk itu klik menu Projects>Drawing Setup.
180. Pada window Drawing Setup klik tab Scale.
181. Pada Drawing Scale pilih 1:100 untuk Horizontal.
182. Pada Drawing Scale pilih 1:100 untuk Vertical.
183. Pada Sheet Size pilih 594 x 841.
184. Kemudian klik Ok.
185. Klik menu Cross Sections >Section Plot>Settings.
186. Pada window Cross Section Plotting Settings contreng pada semua pilihan.
187. Kemudian klik Section Layout…
188. Pada window Section Layout ketik 5, 2, 0, 3, 1 pada Offset inc, Offset lbl inc, Offset prec, FG lbl prec, dan Rows below datum.
189. Kemudian ketik 1, 2, 0, 2, 1 pada Elevation inc, Elevation lbl inc, Elevation prec, EG lbl prec dan Rows above max.
190. Kemudian klik Ok.
191. Pada window Cross Section Plotting Settings klik Page Layout…
192. Pada window Page Layout ketik 594, 50, 25, 4, 4 pada Sheet height, Left margin, Top margin, Column spacing, dan Vertical sheets.
193. Ketik 841, 2, 25, 4 pada Sheet width, Right margin, Bottom margin, dan Row spacing.
194. Kemudian klik Ok 2x.
195. Kemudian klik menu Cross Sections>Section Plot>Page.
196. Pada Page import type : ketik M, kemudian Enter.
197. Pada Import section into current drawing : ketik Y kemudian Enter.
198. Pada beginning station : tekan Enter.
199. Pada ending station : tekan Enter.
200. Pada sheet origin point : klik di area yang kosong.

VII. Volume Galian Timbunan
Sekarang kita akan plotting volume galian dan timbunan di model dengan ketentuan sbb :
- Perhitungan volume menggunakan type Prismoidal,
- Menggunakan koreksi kurva.
- Menggunakan Faktor Volume Galian = 0.9
- Menggunakan Faktor Volume Timbunan = 1.1
201. Klik menu Cross Sections>Total Volume Output>Volume Table.
202. Pada Computation type : ketik P.
203. Pada Use of curve corection : ketik Y.
204. Pada Use of volume adjustment factors : ketik Y.
205. Pada Cut adjustment factor : ketik 0.9.
206. Pada Fill adjustment factor : ketik 1.1.
207. Pada Beginning station : klik Enter.
208. Pada Ending station : ketik Enter.
209. Pada Pick insertion point : klik di area yang kosong.

VIII. Volume Template
Sekarang kita akan plotting volume template yang terdiri dari AC, Agregat A dan Agregat B , volume ini tidak bisa di plot di gambar model jadi kita save ke file text ASCII.
210. Klik menu Cross Sections>Surface Volume Output>Template Surface.
211. Pada Volume Computation type : ketik P.
212. Pada Use of curve corection : ketik Y.
213. Pada Use of volume adjustment factors : ketik Y.
214. Pada Cut adjustment factor : ketik 0.9.
215. Pada Fill adjustment factor : ketik 1.1.
216. Pada Output File name: ketik output.txt.
217. Pada Beginning station : klik Enter.
218. Pada Ending station : ketik Enter.

Tutorial Long dan Cross Section

Tutorial Long dan Cross Section


Tutorial Longitudinal and Cross Profiles
Tutorial kali ini akan membahas mengenai pembuatan Cross Section dan Long Section. Akan saya berikan pula sedikit data set point sebagai contoh untuk membikin kontur. Jadi sebelum membuat Section, sekaligus kita akan mereview tutorial membuat kontur.

1. Copy Paste lah (paste Special -> Text) data berikut ke Microsoft Excel:

1 1000 1000 62 ground
2 1050 1000 67.5 ground
3 1100 1000 66 ground
4 1150 1000 63.5 ground
5 1200 1000 61 ground
6 1250 1000 52 ground
7 1300 1000 53 ground
8 1000 1050 71 ground
9 1050 1050 78 ground
10 1100 1050 77.5 ground
11 1150 1050 67 ground
12 1200 1050 62.5 ground
13 1250 1050 45 ground
14 1300 1050 53 ground
15 1000 1100 71 ground
16 1050 1100 79 ground
17 1100 1100 82 ground
18 1150 1100 73 ground
19 1200 1100 68 ground
20 1250 1100 53 ground
21 1300 1100 54 ground
22 1000 1150 70.5 ground
23 1050 1150 78.8 ground
24 1100 1150 90 ground
25 1150 1150 79.5 ground
26 1200 1150 66.8 ground
27 1250 1150 61 ground
28 1300 1150 57 ground
29 1000 1200 66 ground
30 1050 1200 74.3 ground
31 1100 1200 78 ground
32 1150 1200 74 ground
33 1200 1200 66.6 ground
34 1250 1200 62 ground
35 1300 1200 59 ground
36 1000 1250 65 ground
37 1050 1250 64 ground
38 1100 1250 68 ground
39 1150 1250 67.5 ground
40 1200 1250 65.5 ground
41 1250 1250 62 ground
42 1300 1250 58 ground
Data ini merupakan sekumpulan titik (Points) yang akan kita gunakan sebagai database Contour. Perhatikan susunan kolomnya, titik tersebut didefinisikan dalam susunan P-E-N-Z-D (Point – Easting Coord – Northing Coord – Z (elevation) – Description)

2. Save data tersebut dengan File name : Section dan dalam format text (Save as type: Text (Tab delimited) (*.txt))

3. Close lah file tersebut. Buka Land Desktop anda dan buat file baru. Kita akan segera mengimport data tersebut ke Land Desktop.

Importing Points


4. Klik Menu Points –> Import/Export Points –> Import points

5. Pilih Format : PENZD (space delimited) dan Source File: section.txt, yang telah disimpan sebelumnya. Lalu Ok. Terima semua default lalu klik Ok.

6. Point ada telah terimport. Untuk menampilkan keseluruhan titik yang diimport barusan klik Menu View –> Zoom –> Extents.

7. Untuk mengubah tampilan point anda, Select semua Point tersebut lalu Klik kanan dan pilih Display Properties. Tentukan ukuran text dan ukuran markernya sesuai keinginan anda lalu klik Ok. Maka Point anda mungkin akan terbentuk seperti gambar berikut:

Creating Surface and Contours


Ok sekarang saatnya membuat kontur
8. Klik Menu Terrain –> Terrain Model Explorer untuk membuka window Terrain Model Explorer.

9. Pada Window Terrain Model Explorer klik kanan pada folder Terrain dan pilih Create New Surface.

10. Surface baru anda secara otomatis akan bernama “Surface1”. Klik kanan saja, dan klik Rename lalu ganti namanya menjadi “Section

11. Expand lah surface Section anda seperti gambar di bawah dan klik kanan pada Point files –> Add Points from AutoCAD Objects –> Points
Pada command Prompt ketik E (Entity) lalu Enter
Lalu select lah semua point yang ada di layar anda kemudian tekan Enter

12. Klik kananlah pada Section surface dan pilih Build. Terima semua defaultnya lalu klik Ok.

13. Close saja Terrain Model Explorer anda.


14. Klik Menu Terrain –> Create Contours. Maka akan terbuka window Create Contours.

Pada bagian Intervals kliklah pada ‘Both Major and Minor’. Pada Minor Interval masukkan ‘1’ dan pada Major Interval masukkan ‘5
Klik pada Style Manager>> hingga terbuka Contour Style Manager Window.

Pada tab Smoothing Options klik pada Add Vertices dan geser slide antara 0-10 ke nilai ‘8’. Lihat gambar dibawah.

Smoothing Contour

Klik Apply lalu Ok. Lalu Ok lagi.
Pada Command Prompt anda ditanya ‘Erase Old Contours (Yes/No)’ ketik Y lalu Enter

15. Kontur anda sudah jadi. Untuk menampilakn keseluruhannya, masuk ke menu View -> Zoom –> Extens. Dan Untuk membedakan warna kontur Major dan Minor ubah saja properties warna Layernya di Layer Properties Manager.

Creating Alignment


16. Buatlah Polyline, mulai dari kiri atas ke arah kanan bawah, saya menggunakan garis berwarna kuning disini. Kira2 bentuknya seperti dibawah inilah:

17. Kita buat garis ini menjadi Alignment. Caranya? Klik menu Alignment –> Define from Polyline. Kemudian anda diminta untuk select Polyline, maka kliklah garis kuning di layar anda. Tekan Enter, maka akan muncul Define Alignment Window.

18. Ketikkan pada Alignment Name : ‘Align1’. Lalu pada Description ketiklah ‘Long Section’. Lalu klik Ok.

Akan anda temukan pada command prompt: ‘Alignment Data’ yang menunjukkan keterangan mengenai alignment yang barusan saja anda buat. Panjang, Starting Station, Ending Station dll.

Creating Long Section and Cross Section

Langkah terakhir: membuat Section!
19. Klik pada menu Terrain –> Sections –> View Quick Section. Anda kemudian akan diminta untuk select polyline. Pilihlah si garis kuning Alignment anda tadi. Lalu Enter.


20. Beginilah tampilan long section anda.

Quick Section

Masih dalam Quick Section Viewer, anda bisa mengubah tampilan Section anda dengan mengklik menu Section –> View Properties sehingga muncul Quick Section Properties yang menungkinkan anda untuk mengubah Grid Setting, color Setting, dan Surface Color Setting.


21. Jangan dulu di Close, sekarang kita masukkan Section tersebut ke dalam drawing.
Klik menu Utilities –> Import Quick Section. Perhatikan Command Prompt anda, Tekan Enter. Lalu untuk Description for section Ketikkan ‘LongSection’ lalu Enter.

Kliklah di sembarang titik di bagian atas kontur yang kosong sebagai Insertion Point. Kemudian Enter lagi. Lalu Close lah window Quick Section Viewer anda.

Creating Section Grid

22. Maka Section yang tadi telah anda buat sekarang telah terimport ke dalam drawing. Tinggal melengkapi dengan garis2 Gridnya. Masuklah ke menu Terrain –> Sections –> Grid for Section. Tekan Enter.

Lalu klik Long Section anda di bagian text (yang ada tulisannya DATUM ELEV).

Tentukan spasi vertikal (Elevation increment) dan spasi horizontal (Offset increment) gridnya. Pada Elevation Increment ketikkan 5 dan pada Offset Increment ketikkan 20. Lalu tekan Enter.

23. Maka tampilan Long section anda akan lebih informatif dan ciamik dengan grid. Seperti gambar di bawah.


Final Section

24. Demikianlah, dengan menggunakan proses yang sama kita bisa membuat Cross Section (potongan melintang) di sepanjang alignment.

Long dan Cross section sangat esensial keberadaannya untuk proyek2 infrastruktur seperti jalan raya dan railway. Dalam Plan, diatas original ground (kontur) kita menentukan jalur (Alignment) yang akan dilewati track jalan atau railway. Nah, dengan adanya long section kita bisa tau bagaimana bentuk topografi di sepanjang jalur tersebut. Nampak dari samping dan hanya di jalur tersebut.


Long section tersebut juga kemudian membantu kita menentukan bagaimana nantinya bentuk vertical alignment (naik turunnya track) yang akan dibangun.Vertical Alignment akan berpengaruh pada banyaknya galian dan timbunan.

Kalo anda bergerak di tambang, anda bakal sering menggunakan aplikasi perhitungan volume ketimbang aplikasi pembuatan long dan cross section.

Penggambaran Peta Menggunakan AutoCAD

Penggambaran Peta Menggunakan AutoCAD


Penggunaan AutoCAD
Untuk Proses Data dan Penggambaran Peta


Bagian 1

Pada saat penyusunan tulisan ini, penulis menggunakan AutoCAD 2005. Mungkin, jika pengguna tutorial ini menggunakan rilis yang lain, maka di beberapa hal akan berbeda pula. Namun untuk mengurangi perbedaan menu akibat perbedaan rilisnya, penulis menggunakan command line sebagai perintah menggambar dan perintah-perintah lain. Command line adalah salah satu perangkat kuno AutoCAD yang tetap dipertahankan, namun dengan adanya perangkat ini, menjadikan orang yang terbiasa menggunakannya akan dapat bekerja lebih cepat daripada menggunakan mouse atau key Alt sebagai perintah.
Mohon maaf untuk yang sudah terbiasa menggunakan AutoCAD, karena tutorial ini akan terasa sangat bertele-tele. Tutorial ini memang ditujukan kepada teman-teman yang belum pernah menggunakan program ini namun sangat antusias untuk dapat mengaplikasikan porgram yang handal ini ke pekerjaan pengolahan data hingga penggambaran peta gua.
Pertama kali, pekerjaan kita adalah, tentu saja menyiapkan data lapangan yang akan kita olah.
Dalam contoh, misalkan data lapangannya adalah sbb:

Sayang, tidak ada skets cross section-nya. (Nanti, jika sampai pada tahapan menggambar cross section, kita bikin sendiri saja.)
Perhatikan dua kolom terakhir! Dinding kiri dan kanan stasiun pun “ditembak” kompasnya. Jika kita terbiasa tidak melakukannya, hanya melakukan perkiraan saja, maka dalam penentuan dinding kiri dan kanan dalam penggambaran di masing-masing stasiun nanti, kita pun harus melakukan perkiraan. Biasanya, sekitar setengah kali sudut dalam atau setengah kali sudut luarnya.
Jalankan program AutoCAD.
Gerakkan mouse anda, maka anda akan lihat bahwa ada tanda plus yang bergerak-gerak. Itu adalah cursor anda di AutoCAD.
Jika sudah AutoCAD sudah berjalan, maka kita harus mengatur beberapa hal dulu agar siap kita pergunakan untuk kepentingan menggambar peta.
Mengatur AutoCAD
Ketikkan units lalu tekan Enter. akan muncul dialog box sbb:

Aturlah agar dalam text box terisi seperti di contoh diatas.
* Length Type pilih Decimal
* Length Precision pilih 0.00 sudah cukup
* Angle Type pilih Decimal Degrees
* Angle Precision pilih 0.0
* Centang/klik di Clockwise
Lalu klik Direction sehingga muncul dialog box berikut.

Klik pada East. Ini berarti bahwa arah 0o, searah dengan arah Timur atau sumbu X positif.
Ketik “osnap-Enter”. Lalu muncul dialog box berikut

Hilangkan semua centang kecuali pada Endpoint. Dialog box ini adalah mengatur tentang Object Snap. Apa itu? nanti kita akan langsung praktekkan.
Lalu Save untuk menyimpan di tempat yang anda inginkan.
Operasi penggambaran
Penggambaran yang kita lakukan, porsi terbesar adalah menggambar garis (line) dan rangkaian garis (polyline). Jika terjadi kesalahan, ada dua kemungkinan yang bisa kita lakukan:
* membatalkan penggambaran yang sudah selesai, dengan perintah u-Enter. Artinya kita meng-undo perintah sebelumnya.
* menghapus gambar yang salah, dengan perintah e-Enter. Artinya kita menghapus (erase) gambar yang kita buat. JIka kita memerintahkan untuk menghapus, kursor akan berubah dari tanda gua gari yang berpotongan (plus) menjadi sebuah bujursangkar kecil, yang kita arahkan untuk memilih obyek yang akan dimodifikasi/ diedit. Termasuk diantaranya adalah menghapusnya.
Menggambar Garis Survai
Lalu, tibalah kita pada saat yang kita nantikan, yaitu mulai menggambar. Menggambar? Apakah tidak melalui tahap mengolah data terlebih dahulu?
Kita tidak perlu mengolah data, karena data-data lapangan kita sudah merupakan sebuah vektor yang akan menjadi sebuah penunjuk posisi koordinat dari sebuah stasiun terhadap stasiun lain.
Ketikkan “l” atau “line”, lalu tekan “Enter”. Lihat dibagian bawah AutoCAD anda! Akan terlihat sbb:

Baris “Line Specify fitst point” memerintahkan anda untuk mengetikkan koordinat dimana garis tersebut dimulai. Ketikkan 0,0 (nol koma nol) lalu tekan Enter. Ini berarti bahwa garis survai anda dimulai dari titik (0,0).
Perhatikan pada gambar! muncul sebuah garis yang dimulai dari titik O (0,0). coba gerakkan mouse anda, maka garis itu bergerak mengikuti cursor, siap untuk ditempatkan ke posisi ke dua.

Lihat di data lapangan, masukkan data dari stasiun 0 ke 1, berturut-turut
@jarak
dengan mengetikkan
@7<10<2 tekan Enter.
Tunggu, dalam data lapangan clino terbaca -2, kenapa kita memasukkan dengan nilai positif? Ini disebabkan oleh pengaturan kita diawal. Yaitu kita mencentang Clockwise, yang berarti searah jarum jam. Ini tidah hanya berlaku pada sudut horisontal saja, tetapi juga sudut vertikal.

Mungin kita hanya bisa melihat satu garis yang kecil di sudut kiri bawah. Gak papa. Kita bisa menariknya ketengah dengan perintah pan lalu Enter. Muncul gambar telapak tangan, lalu drag ke arah yang anda inginkan, kalau sudah tekan Esc.
Jika ingin gambar terlihat lebih besar, tekan z lalu Enter untuk Zoom. Lalu kotaki garis yang kecil tersebut dengan kotak yang kecil saja, maka gambar akan memberar.
Tapi, kita bisa juga tidak perlu memperdulikan posisi dan ukuran gambar tersebut diatas. Nanti kita bisa melihatnya secara utuh dan dengan ukuran yang kita inginkan.
Untuk melanjutkan menggambar garis, tekan l lalu Enter. Tekan Enter lagi sehingga garis yang anda buat berikutnya bermula dari akhir garis yang pertama tadi, sehingga di bagian command line muncul lagi pesan :
Specify next point or [Undo]:
Isikan data di baris kedua, dari stasiun 1 ke 2 dengan format yang sama dengan cara diatas, dan seterusnya
@6.5<130<3 tekan Enter
@9.5<160<5 tekan Enter
@6.35<191<6 tekan Enter
@11.2<170.5<8 tekan Enter
@9.23<136.5<1 tekan Enter
@8.12<185<10 tekan Enter
dst
Lalu lanjutkan dengan percabangan yang dimulai dari stasiun 5.
Caranya? Cari dulu stasiun 5.
Lalu ketikkan lagi perintah untuk membuat garis. l tekan Enter, lalu dekatkan kursor ke stasiun 5, maka jika terlihat bahwa kursor berubah bentuk menjadi bujur sangkar tepat distasiun 5, klik kiri! Inilah yang disebut object snap.

Lanjutkan dengan mengetikkan data lapangan dari stasiun 5 ke cab1
@5<230<-2
dan seterusnya.
Penting!!
Jangan lupa, jika dalam data lapangan tertulis data clino negatif, masukkan ke command line dengan positif.
Maka selesailah pekerjaan kita menggambar garis survainya/ center line.

Sebelum kita mulai menggambar bagian yang lain, buatlah beberapa layer baru untuk masing-masing bagian itu agar memudahkan pengelolaannya.
Menambah Layer
Ketik “layer” dan tekan Enter. Lalu muncul dialog box berikut ini.

Tekan Enter untuk menambah layer baru. lalu berilah namanya sesuai dengan nama sesuai dengan bagian lorong yang kita inginkan. Layer-layer baru yang kita buat, diiantaranya adalah:
* atap
* lantai
* cross section kiri
* cross section kanan
* dinding kiri
* dinding kanan

Mengatur Arah Pandangan
Selama ini, kita hanya melihat center line peta kita hanya dari tampak atas saja (plan section), yaitu dengan sudut pandang sebesar 90o terhadap bidang X-Y. Mulai saat ini kita akan mencoba melihatnya secara perspektif, dengan arah sesuai dengan keinginan kita. Caranya, ketikkan ddvpoint-Enter. Atau klik View-3D Views-Viewpoint Presets. Lalu terlihat dialog box berikut.

Perhatikan piringan sudut di bagian kiri. Piringan ini menunjukkan urutan angka derajat melingkar, yang kebalikan dengan angka derajat di sebuah busur derajat yang kita kenal.. Tak apa, tidak perlu bingung. Nanti lama kelamaan juga akan terbiasa. Perhatikan saja arah panahnya. Kita bisa memutar gambar dengan beralas bidang X-Y, jika rubah arah jarum piringan dengan menge-klik pada salah satu dari deretan angka itu, atau merubah angka pada text box X Axis.
Sedang piringan sudut bagian kanan kita pergunakan untuk mengatur sudut pandang terhadap bidang datar X-Y. Coba kita lihat apa yang terjadi dengan gambar kita jika kita mengutak-utik Viewpoint Presets.

Gambar peta menjadi seperti di bawah ini

Perhatikan sumbu-sumbu X-Y-Z, yang sekarang seluruhnya terlihat. Cara ini akan sangat membantu di pekerjaan-pekerjaan kita nanti.
Menggambar Atap
Pindahkan default layer ke layer atap dengan cara klik pada bagian scroll layer untuk memilih layer Atap, sehingga yang terlihat di default layer adalah layer atap.

Contoh ini menggambar atap di stasiun 1. Di stasiun O, garis-garisnya akan bertumpuk dengan sumbu-sumbu koordinat. Sehingga akan membingungkan.
Berikan command line untuk menggambar sebuah garis, lalu dekatkan kursor ke stasiun 1 hingga muncul kotak object snap.

lalu ketikkan koordinat polar dari atap (yang di data lapangan setinggi 4m) dengan format:
@3<0<-90. Hasilnya akan nampak seperti di bawah ini.

Lanjutkan di semua stasiun,
Dan kemudian secara berurutan hubungkan ujung-ujung garis atap itu dengan sebuah garis. Dengan cara mengetikkan perintah l, lalu dekatkan kursor ke ujung atap stasiun O, klik kiri, kursor ke ujung atap stasiun 1-klik kiri, kursor ke ujung atap stasiun 1-klik kiri. Dan seterusnya. Untuk menghentikannya tekan Enter. Sehingga akan terlihat hasilnya seperti berikut.

Menggambar Lantai
Lalu pindah default layer ke layer lantai. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan data tinggi staiun untuk mendapatkan lantai gua. Karena dalam data lapangan tinggi stasiun adalah tetap (1.5 m), kita bisa juga hanya tinggal meng-copy salah satu garis lantai tersebut ke semua stasiun. Command line-nya adalah cp-Enter. Lalu klik obyek yang akan di copy, tekan Enter, lalu klik titik asal (base point), lalu klik di masing-masing stasiun.
Tip en Trik
Jika terlihat ada beberapa garis yang menumpuk atau berdempetan. Perbesar-lah bagian itu dengan Zoom-Window. Atau jika, mouse anda sudah dilengkapi dengan scroll, untuk Zoom in dan Zoom out bisa dilakukan dengan memutar scroll ke depan atau belakang.
Atau gunakan ddvpoint untuk merubah sudut pandang, sehingga garis-garis tidak akan bertumpuk.
Tiap kali selesai memberikan sebuah perintah atau mengerjakan apapun, sambil lihatlah pada bagian comman line! Disitu sebenarna ada pemberitahuan mengenai setiap perubahan, penawaran akan beberapa opsi, dan juga perintah-perintah. Sokur-sokur anda bisa memahaminya sehingga lebih cepat lagi anda akan mengerjakan tugas ini.

Hingga saat ini kita telah berhasil membuat sebuah peta gua Plan Section jika dilihat dari atas dan Projected Elevation jika dilihat dari samping. Kita bisa melihat dari samping dari arah mana saja sesuai dengan keinginan kita. Dan juga kita juga sudah bisa meilhat center line peta gua secara perspektif, dari arah mana saja dan dengan kemiringan sudut terhadap bidang datar sesuai dengan keinginan kita.
Penggunaan AutoCAD
Untuk Proses Data dan Penggambaran Peta Gua
Bagian 2
Pada bagian kedua ini kita mulai belajar membuat penampang lorong (cross section) masing-masing stasiun. Untuk mempermudah penggambaran dan pengolahan nantinya, kita gambar antara bagian kiri dan kanan secara terpisah.
Pindahkan default layer ke layer cross_kiri, karena kita akan mulai menggambar penampang dinding kiri semua stasiun..

Lalu buatlah garis (dengan perintah “l-Enter”) dari tiap stasiun ke dinding kiri dengan jarak dan arah sesuai dengan data lapangan.
Sehingga hasilnya seperti berikut ini. Perhatikan garis dinding kiri.

Nah, sekarang kita akan masuk lebih dalam lagi dengan kesulitan.
User Coordinate System
Kita akan membuat agar di tiap stasiun, anggap saja bahwa kita meletakkan sebuah kertas tempat mengggambar cross section secara vertikal. Dengan sumbu X-nya adalah garis dari stasiun ke dinding kiri, dan sumbu Y nya adalah garis dari stasiun ke atap. Sehingga kita mempunya bidang X-Y baru. Lalu kita akan membuat polyline untuk cross section dengan mudah di bidang X-Y yang baru itu..
Untuk menggambar cross section, kita menggunakan polyline. Anggap saja bahwa polyline harus digambar di sebuah kertas gambar yang menjadi bidang datar X-Y. Selama ini, bidang datar X-Y yang kita pergunakan adalah berdasarkan sebuah sistem koordinat default yang disebut dengan World Coordinate System (WCS). Kita bisa merubah sistem koordinat itu semau kita. Mengarahkan bidang datar X-Y dan sumbu Z kemana saja kita suka. Sistem koordinat yang kita buat itu disebut dengan User Coordinate System (UCS ).
Langsung saja kita praktek. Perhatikan stasiun 0 dan perbesarlah sampai anda bisa membedakan garis mana yang merupakan garis dari center line-atap-lantai-dinding kiri dan garis sumbu X-Y-Z.
Untuk membuat UCS di stasiun 0, ketikkan ucs-Enter. Perhatikan pada bagian command line. Ada option yang harus kita masukkan, ketik n (New UCS)-Enter, lalu tekan 3 untuk memilih tiga titik yang dipergunakan sebagai referensi sistem koordinat baru.

Anda nanti akan diminta menetapkan tiga buah titik sebagai referensi, yang masing-masing adalah
* titik O (0,0,0) -pada command prompt tertulis: Specify new origin point
* sebuah titik di sumbu X positip -pada command prompt tertulis: Specify point on positive portion of X-axis
* sebuah titik di sumbu Y positip -pada command prompt tertulis: Specify point on positive portion of Y-axis

Pada kalimat:”Specify new origin point (0,0,0)”, anda diminta untuk menetapkan dimanakan titip (0,0,0). dekatkan kursor mouse anda ke stasiun 0 untuk object snap yang berada di stasiun 0 tersebut, klik kiri.

lalu muncul permintaan di bawah ini , yang berbarti anda diminta untuk menetapkan sebuah titik sebagai sumbu X positif.

Dekatkan kursor pada ujung garis dinding kiri untuk object snap, dan klik kiri sehingga anda memiliki sumbu X baru.

Lalu anda diminta untuk menentukan sumbu Y positif yang baru

Dekatkan kursor dengan ujung garis atap untuk object snap, lalu klik kiri.

Perhatikan gambar sumbu X-Y-Z di bawah ini. Semua sudah mengalami perubahan.

Kita sudah memiliki sumbu -X-Y-Z baru tempat dimana kita akan menggambar cross section dinding kiri di stasion nol/ Entrance. Langkah selanjutnya adalah mengatur sudut pandang agar sumbu X-Y-Z benar-benar terlihat seperti seharusnya, sumbu X positif ke kanan, dan sumbu Y positif ke atas.
Ketikkan perintah ddvpoint-Enter, sehingga muncul dialog box Viewpoint Presets.


Klik di Relative to UCS dan klik Set to Plan View, sehingga gambar gua akan berubah

Untuk mempermudah penggambaran cross section di stasiun 0, zoom-lah gambar di stasiun itu.

Mulailah menggambar polyline di stasiun 0 dimulai dari atap. Ketikkan perintah pline-Enter. Jika ada kalimat Specify start point, menunjukkan adanya perintah untuk memasukkan titik awal dari polyline, maka snap ke garis ujung atap. Lalu, mulailah menggambar cross section sesuai data lapangan dari atap-garis dinding kiri-garis lantai. Jika sudah sampai di lantai, tekan Escape. Lalu akan nampak cross section sebagai berikut.

Untuk menghaluskan garis-garis polyline ikuti tahap berikut ini.
* Ketik pedit-Enter. Sehingga kursor berubah menjadi bujursangkar. Dan pada command prompt kita diminta untuk memilih polyline yang akan dihaluskan (diedit).
* Klik polyline yang telah kita buat tadi, sehingga polyline akan berubah menjadi garis putus-putus. Dan di command prompt kita diminta memilih salah satu dari beberapa option yang ditawarkan. Pilihlah Fix dengan menekan huruf f lalu tekan Enter.

Nah, anda sudah memiliki cross section dinding bagian kiri dari stasiun 0.
Lanjutkan pekerjaan ini di stasiun berikutnya. Yaitu dengan urutan:
* membuat UCS baru di stasiun, dengan sumbu X adalah garis dinding kiri, sumbu Y adalah garis ke atap.
* mengatur sudut pandang dengan Plan View sesuai UCS
* membuat polyline di stasiun, mulai dari atap-dinding kiri-lantai.
* menghaluskan garis hingga menjadi sebuah kurva.
Sangat berhati-hatilah, karena anda akan melihat garis bertumpuk-tumpuk yang makin lama makin banyak. Perhatikan gambar di bawah ini adalah hasil dari penggambaran cross section semua di dinding kiri stasiun. Tahap ini adalah tahap yang bisa membuat mata anda keriting! :-)
Jika anda suatu saat pinging kembali ke sistem koordinat awal, ketik ucs-Enter, lalu ketik w-Enter.

Kalau semua sudah selesai, kira-kira gambarnya kayak begini.

Tampak atasnya seperti di bawah ini:


Lalu ada hal penting lain yang harus dikerjakan, kita juga harus membuat penampang pada sudut dalam percabangan (lihat gambar kiri, ditunjukkan panah). Sehingga mendapatkan cross section di percabangan.

Anda bisa melihat-lihat gambar yang sudah selesai itu dari arah mana saja dengan mengatur sudut pandang menggunakan perintah ddvpoint-Enter-pilih Absolute to WCS. Pilihlah sudut pandang yang sangat baik sehingga kita akan memiliki gambar yang mudah untuk ditambahi penggambaran dinding.
Penggunaan AutoCAD
Untuk Proses Data dan Penggambaran Peta Gua
Bagian 3
Pada bagian ini kita mulai menggambar dinding gua. Tidak terlalu susah, karena AutoCAD akan mengerjakannya untuk kita. Penggambaran ini dilakukan satu persatu antar stasiun. Maka tiap antar stasiun itu kita harus memilih sudut pandang dan perbesaran (zzom) yang baik sehingga memudahkan kita untuk menggambarnya.
Pindahkan layer default ke layer dinding_kiri
Kita mulai dari stasiun 0 ke stasiun 1.

1. Anda sudah memilih sudut pandang dan perbesaran yang pas?
2. Ketikkan perintah edgesurf-Enter.
3. Lalu anda diminta untuk memilih garis atau kurva yang menjadi batas-batas dari wire frame/ jaring-jaring pembentuk dinding. Batas-batasnya adalah:
* garis antar ujung atap,
* garis antar ujung lantai
* dan dua cross section dinding kiri di stasiun 0 dan stasiun 1. Klik-lah masingmasing. Lalu, tiba-tiba muncullah keajaiban

Kita lihat bahwa mata jaring-jaring tersebut cukup besar. Kita dapat mengaturnya sehingga terdapat lebih banyak mata wire frame tersebut, sehingga dapat meningkatan kerapatan.
Coba hapus dulu gambar edgesurf itu. Lalu ketikkan surftab1-Enter. lalu anda diminta untuk mengetikkan angka kerapatan yang anda inginkan untuk arah horisontal. Masukkan angka sesuai dengan keinginan lalu tekan Enter.
Untuk merubah ukuran dan kerapatan mata vertikal wire frame, ketikkan surftab2-Enter. Lalu masukkan nilai yang anda inginkan.
Dalam contoh, saya mempergunakan surfatab1 adalah 20, dan surftab2 adalah 10.

Tugas berikutnya adalah, anda lakukan terhadap semua stasiun! Namun hati-hati dengan garis yang bertumpuk-tumpuk. Jika suatu saat anda tidak dapat menemukan kurva cross section yang seharusnya anda pilih, maka perbesarlah bagian tersebut dan temukan kurvanya.
Kira-kira hasil akhir dari dinding kiri lorong utama adalah sebagai berikut.

Jika anda pingin menggambar dinding kanan, lebih baik layer dinding kiri dan layer cross kiri dimatikan dulu. Sehingga, yang tertinggal adalah garis dan curva yang nanti menjadi batas jaring-jaring dinding kanan.
Jika proses menggambar dinding kanan sudah selesai, maka gambarnya kira-kira akan menjadi seperti dibawah.

Gambar diatas terlihat aneh. Itu karena jaring-jaring di depan dan dibelakang, semuanya terlihat. Jika pingin jaring yang dibelakan tidak terlihat, klik menu View-Shade-Hidden.

Nah, lebih indah bukan?
Atau klik menu View-Shade-Gouraud Shaded.

Jika ingin pemandangan lebih bagus, anda harus belajar tentang Render. Tapi saya belum banyak tahu tentang rendering. Yang saya tahu, rendering bisa dilakukan di AutoCAD atau memanfaatkan software pihak ketiga. Misalnya 3D Studio Max.

Dibawah ini hasil render menggunakan AutoCAD


Catatan:
Karena cara memasukkan data seperti diatas tidak efisien, saat ini penulis telah melakukan pengembangan teknik. Dengan menggabungkan beberapa software, yaitu software spread sheet (misalnya MS-Excel) untuk memasukkan dan mengolah data, lalu menggunakan freeware Survex (dapat di download dari www.survex.com) yang dibuat khsusus untuk menghasilkan peta gua dalam format DXF, dan kemudian file DXF tersebut di import ke AutoCAD. File DXF tersebut sudah akan berbentuk seperti gambar Center Line yang dilengkapi dengan garis ke dinding kiri, dinding kanan, atap, dan lantai.

Sumber : https://ardyprasetyo.wordpress.com/2008/03/29/penggambaran-peta-menggunakan-autocad/